Outbound Training Surabaya

Jasa Outbound yang ada di Surabaya, Sidoarjo, Pacet, Trawas, Tretes, Malang, Batu, Bromo, Dapatkan Paket Outbound yang terbaik dan Lokasi yang rekomendasi di Jawa Timur hanya dengan Outbound Timur Langit. Info. 081231382110 / 081333517815.


Sabtu, 11 Juni 2011

Refleksi dalam kegiatan Outbound

Apakah refleksi itu?
Refleksi atau biasa juga disebut renungan adalah satu sesi untuk mengambil pelajaran dari pengalaman ( kegiatan Outbound ) yang telah dilalui.

Mengapa perlu direfleksi?
Kegiatan dalam Outbound memerlukan keterlibatan Fisik ( Psikomotorik ), Mental ( Afektif ), Pikiran ( Kognitif ) meskipun dengan proporsi berbeda. Akan tetapi masing-masing peserta berangkat dengan pengalaman masa lalu dan suasana hati yang berbeda, sehingga cara merespon kegiatan / permainan dalam Outbound pun berbeda pula. Sehingga pengalaman akhir yang didapat juga bervariasi.

Agar manfaat yang didapat dari kegiatan Outbound dapat bernilai positif dan maksimal bagi pengembangan diri peserta, maka dapat dibantu dengan memberi refleksi yang tepat terhadap aktifitas yang dialami. Adapun manfaat refleksi antara lain:
1.Menambah nilai pengalaman, ekplorasi yang tepat dapat menambah nilai dan arti
pengalaman, jika tidak tepat dapat mengecilkan nilai dari kegiatan dalam Outbound.
2.Meminimalkan hambatan dalam proses belajar, suasana hati yang tidak fun dapat
menjadikan seseorang bersikap cuek terhadap keadaan yang ada disekitarnya,
sehingga dengan refleksi diharapkan dapat memberikan wacana dan pemahaman yang
lebih luas.
3.Memperjelas arah tujuan, mengukur kinerja, introspeksi diri, merayakan
keberhasilan.
4.Membuka wawasan baru, melihat alternatif lain untuk meraih tujuan, melihat
masalah dari sudut pandang orang lain, mengukur diri.
5.Mengembangkan pengamatan dan kesadaran, tentang keberanian, persepsi, dll.
6.Membangun kepedulian, refleksi dapat menjadi wahana untuk mengungkapkan
kepedulian, menerima tanggapan/feedback atas sikap diri selama kegiatan
berlangsung.
7.Memupuk keberanian untuk mengekpresikan diri, refleksi yang tepat dapat menjadi
wahana untuk memupuk keberanian berbicara atau membicarakan pengalaman diri
peserta. NB: Fasilitator harus mampu memilih situasi, simbol-simbol yang tepat.
8.Memandu kesuksesan, memahami bagaimana kesuksesan diraih, membantu peserta
menikmati kesuksesan, mengaplikasikan kedalam permanent system.
9.Memberikan dukungan, rise taking dalam permainan berdampak sukses atau gagal,
melalui refleksi pengalaman tersebut dianalisis, sehingga peserta dapat
mengetahui bagaimana kegagalan itu terjadi, bangkit dari kegagalan, perjuangan
meraih sukses.
10.Memberdayakan peserta, refleksi dapat memperkuat kemampuan peserta untuk dapat
belajar dari pengalaman yang dialaminya, sehingga akan berdampak pada: kemampuan
belajar, kepercayaan diri, kemandirian, mengembangkan diri.

Ada berapa tingkatan dalam refleksi itu ?
Ada tiga tingkatan refleksi pengalaman dalam Outbound, yaitu:
1.Merasakan pengalaman,
2.Menceritakan pengalaman,
3.Diskusi dan Tanya jawab pengalaman.

MERASAKAN PENGALAMAN
1.Peserta dapat merasakan secara langsung dari suatu kegiatan ( Learning by Doing
), adapun garis besarnya sebagai berikut:
2.Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan
fisiologis, Psikologis dan intelektual.
3.Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
4.Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ” Fun ” dari kegiatan yang dilakukan.
5.Peserta secara mandiri memperoleh kesadaran baru adanya proses pembelajaran.
6.Peserta merasakan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan
pada keadaan yang sesungguhnya ( di lapangan ).

MENCERITAKAN PENGALAMAN
1.Peserta mendapat tambahan pengalaman melalui ” bantuan ” Fasilitator, setelah
mengamati dinamika kegiatan, fasilitator membuat rangkaian cerita kegiatan
kemudian diceritakan kembali kepada peserta ( Learning by Telling ), adapun garis
besarnya sebagai berikut:
2.Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan
fisiologis, Psikologis dan intelektual.
3.Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
4.Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ” Fun ” dari kegiatan yang dilakukan.
5.Setelah kegiatan, Fasilitator bercerita ulang tentang kejadian yang diamati (
recall memory ) sebagai jangkar ingatan dalam proses belajar peserta.
6.Fasilitator menarik kesimpulan pembelajaran.
7.Peserta merasakan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan
pada keadaan yang sesungguhnya ( di lapangan ).

DISKUSI DAN TANYA JAWAB PENGALAMAN
1.Peserta mendapatkan hikmah pembelajaran dengan ” bantuan ” Fasilitator dalam
refleksi, berdiskusi dan tanya jawab tentang pengalaman yang didapatkan (Learning
by Reflecting), adapun garis besarnya sebagai berikut:
2.Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan
fisiologis, Psikologis dan intelektual.
3.Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
4.Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ” Fun ” dari kegiatan yang dilakukan.
5.Peserta secara mandiri memperoleh kesadaran baru adanya proses pembelajaran.
6.Fasilitator memandu refleksi dengan pertanyaan panduan yang terstruktur
7.Peserta mengungkapkan ulang pengalamannya dan mendapatkan pembelajaran baru dari
kegiatan tersebut.
8.Fasilitator mendorong terjadinya diskusi tentang sikap peserta, analisis,
evaluasi dari perilaku yang muncul.